Sabtu, 08 Desember 2012

Ini Dia Kapal-kapal Pencegat Roket Korut



Ini Dia Kapal-kapal Pencegat Roket Korut



TOKYO, KOMPAS.com - Rencana peluncuran roket Unha-3 oleh
 Korea Utara pada pertengahan bulan ini, memancing reaksi dari
 Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan, yang meyakini
peluncuran roket itu sebenarnya adalah uji coba rudal balistik
jarak jauh. Tiga negara itu telah memerintahkan kapal-kapal
 perangnya bergerak ke perairan di sekitar Semenanjung Korea,
 untuk mengantisipasi apabila roket tersebut menimbulkan risiko
 serius.
Panglima Armada Pasifik Angkatan Laut Amerika Serikat (AS), Laksamana Samuel Locklear, di Washington, Kamis (6/12/2012) waktu AS, telah memerintahkan dua kapal perusak yang dilengkapi sistem pertahanan antirudal yang canggih untuk bergerak ke kawasan di sekitar Semenanjung Korea.
Locklear mengatakan, misi kedua kapal itu yakni USS Fitzgerald (DDG-62) dan USS Benfold (DDG-65), hanya untuk melacak jalur peluncuran roket Korut.
"Kami akan tahu apabila mereka benar-benar melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dan meluncurkan rudal. Rudal jenis apa itu? Untuk apa rudal itu? Ke mana dia pergi? Siapa saja yang terancam?" tutur Locklear dalam jumpa pers di Pentagon.
Sehari sebelumnya, tepatnya Kamis waktu Jepang, Pasukan Bela Diri Maritim Jepang (JMSDF) terlebih dahulu memberangkatkan tiga kapal perang untuk melacak dan, bila perlu, menembak jatuh roket Korut itu apabila masuk ke wilayah Jepang.
Menurut kantor berita Jiji Press yang dikutip harian The Japan Times, tiga kapal perusak, yakni JS Kongo (DDG-173), JS Myoko (DDG-175), dan JS Chokai (DDG-176), terlihat meninggalkan pangkalan mereka di Sasebo, dekat Nagasaki, Jepang selatan, Kamis. Tiga kapal itu akan ditempatkan di Laut China Timur dan Laut Jepang, yang diduga akan menjadi jalur lintasan roket tersebut.
Secara terpisah, seorang pejabat Kementerian Pertahanan Korsel, Jumat (7/12/2012), mengatakan bahwa pihaknya juga akan mengirimkan dua kapal perusak ke kawasan Laut Kuning, untuk mengawasi peluncuran roket Korut tersebut.

Dilengkapi AEGIS
Kapal perang USS Fitzgerald dan USS Benfold adalah kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke, yang menjadi salah satu kekuatan utama Angkatan Laut AS (US Navy). Kedua kapal memiliki panjang 154 meter dan sama-sama dilengkapi Sistem Pertempuran Aegis, yang mengintegrasikan sistem radar dan kendali berbagai senjata untuk menjalankan misi pertempuran anti-pesawat, anti-kapal selam, pertempuran antar-kapal permukaan, serangan darat, hingga sistem pertahanan anti-rudal balistik.
USS Fitzgerald sejak 2004 menjadi bagian kekuatan Armada ke-7 US Navy yang berpangkalan di Yokosuka, Jepang. Sementara USS Benfold berpangkalan di San Diego di Pantai Barat AS, dan saat ini sedang ditugaskan di wilayah komando Armada ke-5 US Navy di kawasan Teluk Persia.
Sementara tiga kapal Jepang yakni JS Kongo, JS Myoko, dan JS Chokai adalah tiga kapal perusak berpeluru kendali kelas Kongo milik JMSDF. Kapal perusak tercanggih milik Jepang ini adalah pengembangan dari kapal perusak kelas-Arleigh Burke milik US Navy.
Dengan panjang masing-masing kapal adalah 161 meter, kapal ini memiliki kemampuan yang bisa dikatakan setara dengan USS Fitzgerald dan USS Benfold. Mereka adalah sebagian dari kapal-kapal perang Jepang yang juga sudah dilengkapi sistem Aegis, sehingga memiliki kemampuan untuk menembakkan rudal SM (Standard Missile)-3 untuk menghancurkan rudal balistik di udara.
Kapal-kapal tersebut bahkan sudah mendapat perintah langsung untuk menembak roket Unha-3 milik Korut apabila roket itu memasuki wilayah Jepang.
Dua kapal perusak yang dikirimkan Korsel ke Laut Kuning belum diketahui nama maupun tipenya. Namun, Angkatan Laut Korsel termasuk di antara segelintir AL di dunia yang memiliki kapal-kapal perang dengan sistem Aegis buatan AS.
Menurut beberapa sumber, AL Korsel kini mengoperasikan tiga kapal perusak berpeluru kendali kelas Sejong yang dilengkapi sistem Aegis, yakni Sejong (DDG-991), Yulhok Yi I (DDG-992), dan Seoae Yu Seong-ryong
Kemungkinan besar, kapal-kapal berteknologi Aegis itu lah yang dikirim Korsel untuk bersiaga di Laut Kuning. (AFP/navalsource.org/globalsecurity.org/DHF)

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar